BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sinar Matahari
Sinar matahari memberikan berbagai pengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, selain menyediakan sumber energi untuk fotosintesis.
Ketiadaan sinar akan mempengaruhi status fisiologi jaringan tanaman. Kandungan
karbohidrat akan berkurang pada intersitas cahaya rendah atau gelap. Perubahan
pada level hormon endogenis atau komponen fisiologis lainnya dapat dipengaruhi
oleh perubahan intensitas cahaya, durasi, atau kualitas cahaya. Pengaruh ini
mungkin terjadi pada tanaman tetua atau kultur pada tahap tertentu(Yuliarti,
2010).
a.
Pengaruh teriknya / kerasnya sinar
matahari
Setiap tanaman berbeda-beda
pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari; ada tanaman yang tumbuh lebih
baik pada tempatyang terbuka, sebaliknya ada beberapa tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempat yang
memakai peneduh atau tempat yang teduh(AAK,1983).
b. Pengaruh lama atau panjang sinar
matahari terhadap tanaman
Pengaruh lamanya sinar matahari
terhadap tanaman disebut Foto-periodisme.lingkaran perkembangan tanaman
sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya penyinaran; lamanya
penyinaran di daerah tropis setiap hari tetap sama hanya pada musim-musim
penghujan karena sering terjadi mendung maka panjangnya penyinaran sering
berkurang, tetapi dimusim kemarau karena hampir tidak ada mendung maka
panjangnya dapat dikatakan hampir sama, sehingga praktis efeknya sama bagi
tanaman(AAK, 1983).
Cahaya matahari merupakan sumber
energi bagi proses fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman
merupakan faktor penting yang menentukan fotosintesis untuk menghasilkan
asimilat bagi pembentukan hasil akhir berupa biji(Indradewa, Kastono dan
soraya,2005).
Cahaya yang dapat dipergunakan untuk
fotosintesis adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 400-700 nm.
Cahaya itu kemudian disebut sebagai radiasi aktif untuk
fotosintesis(Photosyntethic Active Radiation)(Purnomo 2005).
Cahaya matahari sangat diperlukan
dalam proses fisiologis tanaman untuk membentuk bagian vegetaif tanaman
(batang, cabang, dan daun) dan bagian generative (bunga, buah dan biji). Dalam
proses fisiologis, sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi untuk
asimilasi. Kekurangan sinar matahari karena tertutup pohon atau awan (mendung)
pada musim hujan dapat menyebabkan tumbuhan memanjang (etiolasi), kurus, lemah,
dan pucat karena proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Sebaliknya,
semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman,
maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman. (dengan
catatan; air, unsur-unsur hara, tenaga manusia dan lain-lainnya cukup
tersedia)(Cahyono,2008).
Intensitas sinar matahari yang
diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase pertumbuhan tanaman.Pada fase
perkecambahan, tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang lemah.Oleh karena
itu, pada fase perkecambahan tanaman tomat memerlukan naungan karena sinar
matahari langsung dapat membakar bibit yang sedang tumbuh. Laju fotosintesis ini
berbanding lurus dengan intensitas sinar matahari sampai kira-kira 1.200 foot
candle(Cahyono,2008).
Kebutuhan sinar matahari sebagai
sumber energi fotosintesis yang tergantung pada lamanya penyinaran. Untuk
mendapatkan hasil yang baik tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari
sepanjang hari ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per hari)(Cahyono,2008).
2.2
Pengaruh Cahaya
Tomat termasuk tanaman sayuran dalam
family Solanaceae.Tanaman tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran
sedang, atau dataran rendah.Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur
sekitar 4 bulan.Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun.Namun, waktu yang
paling baik untuk menanam tomat adalah musim kemarau yang dibantu dengan
penyiraman secukupnya. Kendala utama tanaman tomat adalah serangan hama dan
penyakit (Pracaya,1994).
2.2.1 Taksonomi
Tanama tomat termasuk family
Solanaceae atau nightshade dan marga (genus) Lycopersicon atau Lycopersicum
yang terdiri atas beberapa jenis (species). Marga ini dibagi dalam dua submarga(subgenus)
(Pracaya,1994).
1. Subgenus Eulycopersicon
Submarga Eulycopersicon mempunyai
buah warna merah dan enak dimakan (Pracaya,1994).
2. Submarga Eriopersicon
Submarga Eriopersicon mempunyai buah
bewarna hijau dan terdiri dari empat jenis, yaitu (Pracaya,1994):
a. Lycopersicon cheesmanii Riley
b. Lycopersicon glandulosum C.H. Muller
c. Lycopersicon peruvianum Mill
dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan
tanaman tomat diklasifikasikan menurut sistematka sebagai berikut(Pracaya,1994):
Divisi :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Anak divis :
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae
(tumbuhanberbiji belah atau berkeping dua)
Ordo (bangsa) :
Solanales (Tubiflorae)
Family (suku) :
Solanaceae
Genus (marga) : Lycopersicon
(Lycoperisicum)
Spesies (jenis) : Lycopesicon
esculentum Mill
: Sinonim Solanum
lycopersicum L
2.2.2 Morfoloig
Tanaman omat dalah tanaman semusim (annual)
yang berbentuk herba dengan ketinggian 70 cm – 200 cm, tergantung
varietasnya.Pada wakyu masih rendah tanaman masih bisa berdiri tegak, tetapi
seyelah tumbuh tinggi dan keluar cabang-cabang yang menyebar, sehingga tidak
dapat menahan beratnya, tanaman roboh dan tumbuh menjalar. Morfologi tanaman
tomat secara umum terdiri atas batang, daun, bunga, buah, dan biji
(Pracaya,1994).
1. Batang
Batang dan daun berbulu kasar,
mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan bau kuat yang khas.Percabangan
batang bagian bawah bertipe monopodial atau batang pokok masih kelihatan
jelas dan lebih besar daripada cabangnya. Adapun batang bagian atas
percabangannya bertipe simpodial, atau cbatang pokok sukar
ditentukan/kurang jelas, karena perkembangan cabangnya lebih baik daripada
batang (Pracaya,1994).
Batang pokok tanaman tomat dapat
tumbuh terus, tetapi ada juga yang pertumbuhannya terhenti setelah rangkaian
bunga tumbuh. Selanjutnya, tumbuh tunas diketiak daun yang akan menjadi cabang
dan pada perkembangan lebih lanjut mrnjadi seperti batang pokok. Setelah
beberapa ruas, pertumbuhan tehenti dan dilanjutkan tunas dari ketiak daun lain.
Pecabangan yang demikian disebut simpodial (Pracaya,1994).
2. Daun
Daun terletak dalam spiral yang
teratur dengan phyllotaxy 2/5, dan merupakan daun majemuk yang menyirip
gasal (mparipinnatus). Pada tanaman tomat varietas grandifolium, panjang
daun antara 15 cm – 30 cm, dan lebar daun antara 10cm- 25cm, dengan tangkai
daun sepanjang 3 cm - 6 cm. jumlah sirip daun besar antara 7-9 yang terletak
berhadapan atan bergantian, sedikit menggulung, dengan panjang antara 5 – 10
cm, serta bergerigi tidak teratur. Diantara sirip besar ada sirip kecil.Selain
itu, sirip besar ada yang bersirip lagi atau bersirip ganda (bipinnatus).
3. Bunga
Rangkaian bunga (bunga majemuk)
terdiri dari 4 – 14 bunga.Rangkaian bunga terletak diantaraa buku, pada ruas,
atau ujung batang atau cabang.Bunga tomat merupakan bunga banci (hermaphrodite)
dengan garis tengah ± 1 cm. letak bunga menggantung.
Bunga tomat melakukan penyerbukan
sendiri atau bersilang.Penyerbukan bersilang dibantu lebah dan lebih banyak
terjadi di daerah tropic daripada di daerah beriklim sedang.Tepung sari yang
telah melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat. Adapun pembuahan terjadi
di daerah ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan dan pembuahan yang terbaik
berlangsung pada temperatur ± 21ºC.
4. Buah
Untuk membuat buah tanpa biji dapat
dilakukan dengan cara pemberian hormone bila tidak terjadi penyerbukan.
Misalnya IAA (Indole-3-Asetic Acid) yang dapat merangsang terbentuknya
buah tanpa biji (parthenocarpi).
Pada waktu masih muda buah berwarna
hijau dan berbulu.Selanjutnya, bila sudah masak kulit buah menjadi mengilap dan
berwarna merah atau kuning.Bentuk buah, antara lain bulat, bulat serta datar
pada pangkal atau ujungnya, bulat panjang, bulat halus, bulat beralur, dan
tidak teratur.
5. Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan
lebih 2mm – 4mm dan panjang 3mm - 5 mm. biji berbentuk sseperti ginjal, ringan,
berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gran mengandung 200 – 500 biji,
tergantung varietasnya.
2.3
Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman tomat yang
meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah diuraikan sebagai berikut(Pitoyo,
2005).
A.
Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi benih tomat.Beberapa faktor iklim
tersebut adalah cahaya matahari, suhu udara, curah hujan dan angin.Keterkaitan
masing-masing faktor tersebut terhadap kehidupan tanaman tomat diuraikan
sebagai berikut (Pitoyo, 2005).
1.
Cahaya matahari. Sinar ultraviolet dari matahari
berperan dalam proses fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari berpengaruh
terhadap pertumbuhan, perkembangan, serta pembuahan. Tanaman tomat termasuk
kelompok tanaman berhari netral yang memerlukan penyinaran matahari minimal
selama delapan jam per hari. Di samping itu, tanaman ini akan timbul dengan
baik di daerah yang memperoleh intensitas cahaya tinggi, baik di daerah
subtropis maupun tropis.
2.
Suhu udara.Suhu udara berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetative maupun generative.Suhu malam yang rendah dapat
menimbulkan rangsangan pembentukan primordial bunga pada tanaman yang berasal
dari daerah subtropics.Selama masa pertumbuhannya, tanaman tomat menghaendaki
suhu udara siang hari 24ºC.Kisaran suhu udara yang ideal dan berpengaruh baik
terhadap warna buah tomat adalah 24ºC - 28ºC.
3.
Curah hujan. Tanaman tomat pada fase vegetative
memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada masa generative memerlukan
curah hujan yang sedikit,curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman
tomat berkisar anyara 750 – 1250 mm per tahun.
4.
Angin.Tanaman tomat dapat tumbuh dengan
hasil yang baik jika ditanam di lahan terbuka pada musim yang tidak banyak
hujan dan angin. Angin kencang cenderung merugikan tanaman dari beberapa segi,
antara lain mempercepat proses penguapan air di lapisan tanah atas dan memacu
evaporasi sehingga tanaman layu dan buah rontok.
B. Tanah
Keadaan tanah yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman tomat meliputi ketinggian tempat serta sifat-sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah(Pitoyo, 2005).
1.
Ketinggian tempat. Tanaman tomat daoat tumbuh dengan
baik di daerah dataran rendah hingga tinggi sampai ketinggian 1.250 m dpl. Di
Indonesia, tanaman tomat banyak dibudidayakan di daerah dengan ketinggian mulai
100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang dan malam
hari.
2.
Sifat fisika tanah. Pada hakikatnya , tanamna tomat
dapat ditanam pada segala jenos tanah, mulai tanah pasir hingga tanah lempung.
Namun demikian, tanaman ini lebih sesuai hidup pada tanah yang gembur,
berdrainase dan beraerasi baik, seta mengandung banyak humus. Sifat fisika
tanah yang demikian antara lain terdapat pada tanah andosol, latosol, dan
regosol.
3.
Sifat kimia tanah. Hampir setiap tanaman dan tumbuh
dengan baik pada tanah yang bereaksi netral dengan kondisi pH antara 6,0-7,0.
Beberapa literature menyebutkan bahwa pH tanah untuk pertumbuhan tanaman tomat
berkisar antara 5-6.
4.
Sifat biologi tanah. Kedaan biologis tanah maupun
lingkungan daerah yang akan dipergunakan untuk pertanaman tomat berpengaruh
terhadap keberhasilan penangkaran benih tomat. Populaasi serta frekuensi
kehadiran serangga penyerbuk sangat membantu keberhasilan perbenihantomat.